Sinopsis Mahaputra Episode 228

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 228, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Mahaputra Episode 227! kali ini admin bagikan lagi episode 228 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada November 2015. Berikut Kisah selanjutnya Mahaputra! Sinopsis By #Vany Desky
Sinopsis Mahaputra Episode 228

Episode dimulai dgn pandit mengatakan kepada Raja Uday bahwa "kita semua harus menghadiri upacara ini." Raja Uday menyetujui ucapan pandit tersebut. Mereka tampak melakukan upacara keselamatan didepan sebuah Api. Saat itulah Raja Uday melihat kedatangan Ratu Bathiyani bersama dgn putranya Jagmal yg sudah pandai berjalan. Raja Uday bertanya tentang Ratu Jaywanta pada Ratu Bathiyani, Ratu Bathiyani mengejeknya kalau dia adalah pemimpin ratu, tapi mengapa dia datang dgn sendiri." Saat Ratu Bathiyani sudah duduk ditempatnya & jagmal duduk didekat Pangeran Pratap, Ratu Jaywantapun datang bersama veer baiji & mengatakan, "sekarang veer Baiji juga keluarga kita makanya aku aja kesini. Ratu Bathiyani tampak tidak suka melihatnya, & lebih memilih duduk menjauh dari Veer bai.

Pandit akan memulai ritual mereka, & Pandit ji memanggil Pangeran Pratap utk melakukan Kusha. Namun Pangeran Pratap tidak mendengarnya, karena ia memikirkan ucapan dari salah seorang mata-matanya kemarin. Ratu Jaywanta menegur putranya, & barulah Pangeran Pratap sadar dari lamunannya & menuruti melakukan ritual itu & memberi alat itu pada pandit. Ratu Jaywanta kembali mengatakan pada Pangeran Pratap agar fokus pada upacara ini, kemudian Pangeran Pratap mengangguk menyetujui ucapan ibunya.

Diperbatasan, semua murid guru Raghvendra tampak bersiap-siap utk berperang. Saat guru Raghvendra & kheeta ji membahas tentang peperangan ini, salah seorang murid menginformasikan kepada guru ji "pasukan mughal sudah mendekat kearah kita." Semuanya tampak tegang & guruji langsung menyuruh bersiap-siap utk melawan pasukan mughal.

Kheta ji mengatakan, "kita akan harus menunjukkan satu dari kita sebagai pemimpin mewakili mewar." Kemduain Guru ji menjawab ucapan kheetaji, namun belum sempat menjawab salah seorang yg bernama Hakimpur datang menghampiri mereka & mengajukan diri sebagai pemimpin. hakimpur mengatakan, "aku akan pergi kesana. Tak tinggl diam ratan singh ji mengatakan, "aku akan menghentikannya."

Namun hakimpur tetap pada pendiriannya utk memimpin pasukan. Hakim pur segera menunggangkan kudanya menghadapi pasukan mughal sendirian sebagai seorang pemimpin. Ratan sing ji pamit pada Guru kheeta, & juga ikut bergabung dgn hakimpur. Kedua teman Pangeran Pratap salah satunya cakrapani juga mengajukan dirinya, namun Guru ji mencegahnya. Kheeta ji tampak membicarakan Pangeran Pratap, mereka ingin meminta bantuan dgn Pangeran Pratap, namun guruji tidak tahu caranya. Salah seorang murid langsung menunjukkan idenya utk menghidupkan kembang api, maka Pangeran Pratap pasti datang seperti sakaveer dulu.

Di mewar, tepat diupacara johar, keluarga mewar bersiap-siap melakukan upacara, & saat mereka mulai berdoa dgn mengatupkan kedua tangan mereka Saat itu jugalah Pangeran Pratap mendapat petunjuk dari guru dev dari kembang api & lampion. Pangeran Pratap tampak berpikir tentang lampion itu, & saat ia memejamkan matanya Pangeran Pratap teringat tentang krishna yg meminta bantuan lewat petasan, barulah Pangeran Pratap sadar & terhenyak kaget. Dan ia merasa jika seseorang saat ini membutuhkan bantuanya. Pangeran Pratap segera berlalu dari upacara, sedangkan keluarganya yg baru selesai melakukan doa terkejut melihat Pangeran Pratap sudah tidak ada ditempatnya. Raja Uday menanyakan Pangeran Pratap pada ratu jaywanta namun ratu jaywanta hanya diam saja, sekali lagi raja uday bertanya, "jawab aku, dimana Pangeran Pratap." Sedangkan Pangeran Pratap sendiri sedang bersiap-siap hendak pergi dari benteng. Sementara itu hukum singh melihatnya & berpikir Pangeran Pratap hendak pergi kemana.

Disisi lain, tampak pasukan mughal bersiap-siap hampir mencapai benteng, Paras (hakimpur) & ratan singh juga hendak mendekati pasukan Mughal. Ratan singh berusaha menghentikan Hakimpur, namun hakimpur tidak menghiraukan peringatan Ratan singhji. Pemimpin pasukan Mughal yg melihat keduanya, mereka tampak mengejeknya.

Dari kejauhan, jalal & bhairam khan menyaksikannya dari atas bukit.

Kembali pada pasukan mughal & hakimpur melihat kearah bendera mereka akhirnya hakim pur sedikit merasa lega kalau mereka bukan musuhnya. Kemudian hakimpur yg dgn lantangnya memperkenalkan diri kalau ia adalah hakimpur & memperingati kepada pasukan mughal, namun ia segera tersadar melihat lambang mughal yg ada dileher kuda pasukan. Hakimpur tampak marah melihat mereka, saat itulah pemimpin pasukan mughal menyuruh prajuritnya menyerang mereka. Ratan sing tampak tegang, Saat seorang prajuritmughal ingin menyerang mereka, Ratan sing menangkis pedang dari salah seorang prajurit yg hendak menyerang mereka, Ratan singh segera memanggil Hakimpur agar cepat menjauh, kemudian pasukan mughal segera mengejar mereka.

Bhairam khan masih menyaksikan pertunjukan dari atas bukit bersama Jalal. Sedangkan dibenteng tampak guru Raghvendra mengintip situsi dari balik celah kayu. Kemudian ia menyuruh murid-muridnya utk mempercepat persiapan senjata mereka.

Paras (hakimpur) & ratan singh masih berlari ke benteng guruji & pasukan Mughal juga mengikuti mereka. Guru ji mengatakan kepada kheta ji, "aku berdoa kepada dewa utk mereka berdua, semoga Ratan singh & paras bisa kembali."

Sementara itu di chittor dimana Pangeran Pratap menanyakan kudanya pada pengawal, namun tidak seorangpun yg berbicara. kemudian hukum singh datang dgn kuda & mengatakan kepada Pangeran Pratap, "disini, aku membawa kuda utkmu, pangeran?. Pangeran Pratap segera menaiki kuda yg sudah disediakan oleh hukum singh, setelah Pangeran Pratap pergi, hukum singh tampak berpikir licik, dimana kuda itu sudah dirancang sedemikian mungkin utk mencelakai Pangeran Pratap.

Kembali keperbatasan dimana Paras & ratan singh masih berlari kebenteng guru ji, mereka sudah hampir sampai. Guru ji mengatakan kepada mereka, " cepatlah datang."

Semua pasukan guru Raghvendra tampak tegang melihat pasukanya dari balik pintu rahasia mereka.

Pangeran Pratap yg sedang berjalan menuju ketempat guruji. Sedangkan dibenteng semakin tegang, seluruh pasukan Guru Raghvendra berteriak pada mereka berdua agar segera cepat datang kebenteng. Sinopsis Mahaputra Episode 228

Sementara itu ditempat Pangeran Pratap, kudanya tiba-tiba saja berhenti karena ia menemukan jalan yg tertutup oleh pohon besar yg tumbang.

Di Chittor, Raja Uday yg masih berada ditempat upacara pemujaan tampak marah pada Ratunya. Raja Uday marah pada Pangeran Pratap yg pergi begitu saja saat pemujaan berlangsung & dalam hati Ratu Jaywanta berdoa agar dewa menyelamatkan anaknya. Sedangkan di Bijolia, Tampak Ajabde melakukan pemujaan pada dewa krisna.

Kembali kehutan, dimana Pangeran Pratap memutuskan utk berjalan melalui jalan lain. Sementara itu diperbatasan, Para tentara Mughal masih mengejar paras & ratan singh. Ratan singh mengingat semua ucapan jalal yg menyuruhnya utk menjadi budaknya. Ratan singh akhirnya berhasil mencapai benteng, & mereka masih meneriaki paras agar lebih cepat, dia masih ketinggalan. tapi tiba-tiba saja paras berhenti didepan benteng, pasukan mughalpun juga ikut berhenti mengejar paras, Guru Raghvendra berteriak memanggil paras. kemudian paras mengatakan dgn lantang, "aku akan memberi pelajaran utk Mughal."
Sinopsis Mahaputra Episode 228

Guru Raghvendra tampak marah & menyuruhnya utk minggir, namun Paras bersikeras utk menghadapi pasukan mughal. Paras melayangkan sebilah pisaunya ketentara mughal, hingga tewas. Setelah kedua kalinya ia melayangkan pisaunya keprajurit mughal, paras beralih mengambil pedangnya. Namun pedang itu sulit utk dikeluarkan. Salah satu pemimpin mughal berteriak memanggil paras & melempar tombak kearah paras. Pasukan Raghvendra tegang melihat paras terluka ditangan musuh mereka. Dgn langkah gontai, Paras segera menuju pintu benteng & guru Raghvendra langsung merangkul tubuh paras yg terluka parah menuju pintu masuk. Saat berada didalam benteng, Paras mengatakan ia telah berjuang utk mewar. Pasukan Guru Raghvendra tampak sedih melihat kepergian Paras. & guruji memuji keberanian paras.

Dihutan, Pangeran Pratap masih berjalan menuju keperbatasan. Sementara itu Kembali keperbatasan dimana pasukan mughal sudah berdiri didepan benteng. Kheta ji bertanya kepada guru ji, "bagaimana kita akan menghadapi pasukan Mughal." Guru ji kemudian mengatakan kepada kheta ji tentang dewa rama. Kita semua akan berjuang bersama-sama dari serangan Mughal." Guruji mengatakan semua pendapatnya, kemudian guruji beralih kemurid-muridnya & memberi mereka perintah. Guru ji mengatakan, "kita akan berjuang dgn strategi."

Pasukan mughal mulai menyerang benteng dgn anak panah, murid-murid Raghvendra tampak tegang melihat anak panah sudah sampai ditanah mereka. Ketika murid-muridnya hendak Menyerang Pasukan mughal, Guru Raghvendra segera menghentikan mereka & mengatakan "Kita akan menyerang dgn melakukan strategi." Diluar benteng pemimpin mughal tampak kaget melihat hasil penyerangan mereka yg tidak ada balasannya dari dalam benteng. Beralih pada Guru ji yg mengatakan pada pasukannya, "kita harus menyerang Mughal dgn setiap anak panah. Guruji memperbaiki posisi Cakrapni yg tengah memegang anak panah, & guruji memberi slogan utk mereka "Hidup mewaaarr..!! Saat itulah panah kedua masuk kebenteng mereka, Guru ji langsung memerintahkan utk melesatkan anak panah mereka kepasukan mughal.

Suasana peperangan semakin memanas kedua kubu saling melemparkan anak panah mereka. Jalal & bhairam khan masih menyaksikan peperangan itu dari atas bukit, terlihat pasukhan Mughal banyak yg tewas. Hingga panah yg berapi dilesatkan para murid-murid guruji kepasukan mughal, mereka tampak kwalahan menerima serangan dari murid-murid guru Raghvendra., dari atas bukit jalal, memuji pasukan guru Raghvendra sambil berkata, "mereka benar-benar berani." Namun kemudian Jalal menjadi frustrasi melihat pasukannya banyak yg tewas. & mengatakan, "berpikirlah sesuatu nasir." Ucap jalal geram melihat kekalahan pasukanya. Nasir membuat rencana dgn beberapa prajuritnya, mereka segera berjalan mendekati depan pintu gerbang hingga mereka berhasil melukai pasukan Guru Raghvendra. Peperangan semakin memanas, dimana nasir memerintahkan prajuritnya utk membuka pintu gerbang, murid-murid guru Raghvendra tampak tegang melihatnya.

Pangeran Pratap yg masih berada diperjalanan, tiba-tiba kuda yg dinaikinya tersandung tali & Pangeran Pratappun terjatuh diparit & Ratu Jaywanta mendapatkan firasat buruk, Raja Uday & kedua ratunya menatap heran kearah Ratu Jaywanta. Sedangkan dibijolia, Ajabde masih berdoa utk keselamatan Pangeran Pratap & Pangeran Pratap tampak kesulitan menyelamatkan dirinya dari parit itu.

Hakimpur & 2 orang prajurit mughal tampak senang melihat Pangeran Pratap terjebak. Pangeran Pratap berusaha meminta pertolongan dgn kudanya yg bernama sarang.

Diperbatasan murid-murid guru Raghvendra tampak berusaha menahan pintu gerbang, sementara itu dari luar benteng, pasukan Mughal mendapat serangan batu besar dari murid-murid guru Raghvendra. Guruji menghampiri kheeta ji. Mereka tampak berunding strategi utk menghadapi pasukan mughal. Chakrapani & benidas segera pergi kegerbang. Utk menahan pintu gerbang dgn batu-batu besar yg mereka miliki.

Ditempat lain Pangeran Pratap masih terjebak dalam parit (berlumpur) ia berusaha memanggil sarang utk meminta bantuan pada kudanya tersebut. Sarang tampak panik melihat Pangeran Pratap hendak tenggelam, ia perlahan-lahan mendekati Pangeran Pratap.

diperbatasan pasukan kheetaji masih berusaha utk menyerang mughal dgn menggunakan batu besar. Pasukan mughal tampak panik mendapat serangan tersebut. guru ji memerintah cakrapani & benidas utk menjauh dari pintu gerbang, mereka menuriti ucapan guru Raghvendra, anaj, chakrapani & benidas hendak kembali ke guru ji tapi anaj yg merupakan murid kesayangan guru Raghvendra masih tertinggal disana utk pemeriksaan terakhir & sayangnya dia terbunuh oleh anak panah. Semua tampak tegang melihatnya, guru Raghvendra berteriak memanggil Anaj yg terluka parah , sedangkan Pangeran Pratap sudah mulai tenggelam dilumpur hisap. Hakim singh tersenyum melihatnya, sarang tampak panik, dimana dilumpur tersebut hanya tangan Pangeran Pratap yg masih terlihat.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top