Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 2

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 2, Di dalam hutan, Changezi sedang memanaskan beberapa pisau besar di atas api. Dia berdoa kepada Allah utk membantunya membunuh Pangeran Pratap dgn yg Mulia Raja Jalalnya, pada saat yg bersamaan RAtu Jaywanta merasa kewalahan menerima hadiah dari Raja Mamrak “Raja Mamrak Ji, kami hanya membutuhkan satu hadiah utk tilak”
Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 2

Raja Mamrak ji mengerti dgn baik apa yg dikatakan oleh Raja Uday Singh karena dirinya juga seorang Rajput, Raja Mamrak Ji meminta Rawat ji utk membawa pedang itu, namun Rawat ji tdak dapat menemukannya di antara hadiah yg telah mereka bawa “Raja Mamrak ji, aku tdak dapat menemukan pedang itu di manapun!” semua orang terkejut mendengarnya, Ratu Bhatyani segera membuat kisruh masalah itu “Ini merupakan penghinaan terhadap Rana ji & Pangeran Pratap,! Sebuah pedang adalah sangat penting pada saat pernikahan keluarga Rajput” Pangeran Pratap hendak mengutarakan sesutau tapi Ratu Bhatyani tdak membiarkan Pangeran Pratap berbicara “Dia telah menghina ayahmu, Pangeran Pratap! kamu tdak boleh lupa karena kamu adalah seorang anak yg taat, Tilak adalah ritual yg paling penting dari pernikahan, Bagaimana kita bisa melupakannya?” dgn tenang Raja Mamrak ji menjelaskan kalau mereka memang telah membawa pedang itu & pedang itu terbuat dari emas, Rawat Ji juga setuju dgn Raja Mamrak Ji “Aku telah memeriksa & mengemasnya utk kami bawa kesini” dalam flashback ditunjukkan di mana Ratu Uma Devi menyembunyikan pedang itu 

Rawat ji memintanya utk tenang “Aku merasa bahwa kesalahan tdak disengaja, Raja Mamrak ji belum melakukan apa-apa” Ratu Bhatyani memberitahunya utk berpikir “Apalagi Raja Mamrak ji adalah seorang Samant yg biasa bagaimana bisa dia akan tahu tentang ritual seorang pangeran, semuanya bekerja utknya, dia lupa membawa pedang utk di tilak, jika ada yg bertanya kepadanya tentang hal itu maka dia akan mengatakan bahwa dia lupa kan?” Ratu Bhatyani terus menyerocos dgn perasaan marah, sedangkan Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta hanya terdiam & berdiri dgn tenang, Raja Uday Sing menghormati persahabatannya dgn Raja Mamrak Ji yg membuatnya diam, Raja Uday Singh mencoba utk memberitahu istrinya itu utk berhenti tetapi dia tdak mendengarkan “Kami mendapatkan begitu banyak pilihan dari keluarga besar namun akhirnya kami memilih putri seorang Samant biasa utk Pangeran Pratap” Ratu Bhatyani terus menerus mengeluh, dia bahkan menegur Rawat ji, hingga akhirnya Pangeran Pratap tdak tahan & menyuruh ibu tirinya itu utk berhenti “Bagaimanapun juga Raja Mamrak ji itu sudah seperti ayahku & paman Rawat ji juga sudah seperti guru bagiku, mereka sangat ideal & pemimpinku, aku tdak bisa melihat penghinaan mereka di depan ku” ujar Pangeran Pratap kemudian 

Namun Rawat ji setuju dgn Ratu Bhatyani “Pangeran Pratap, kamu tdak harus bicara tentang hal ini, aku setuju kalau kesalahan telah terjadi & akulah yg seharusnya bertanggung jawab akan hal ini karenaaku adalah paman AJabde” kemudian Rawat Ji memberikan solusi, Ratu Bhatyani yg tdak suka rencananya gagal mulai berbicara sedikit kasar pada Rawat ji namun Raja Uday Singh segera memperingatkan istrinya ini, kemudian Rawat Ji mengeluarkan pedangnya sambil berkata “Pedangku memang tdak terbuat dari emas, ini adalah pedang biasa tetapi telah berada di rumah kami dari generasi ke generasi, mulai dari nenek moyang kita yg telah menyelamatkan tahta Mewar dgn menggunakan pedang ini, mereka telah berjuang melawan banyak perang menggunakan pedang ini & telah memenangkannya pula & beruntungnya aku karena aku juga telah berjuang perang bersama dgn Pangeran Pratap menggunakan pedang ini, jika Pangeran Pratap menyetujuinya maka aku akan senang utk memberi hadiah pedang ini padanya dgn semua cinta & penghormatanku” Raja Mamrak ji & Raja Uday Sing juga Ratu Jaywanta menatapnya bangga, Rawat Ji memberikan pedang itu pada Raja Mamrak ji utk diberikan pada Pangeran Pratap, Sinopsis Mahaputra Episode 273 Part 2

Pangeran Pratap segera maju ke depan mendekat ke arah Raja Mamrak Ji “Rani ma selalu mengatakan bahwa Dewa selalu memberi kita lebih dari apa yg kita inginkan, aku kehilangan pedang emas tetapi aku mendapatkan pedang paman Rawat ji, aku tdak bisa menjelaskan kepadamu apa nilai pedang ini bagiku, tdak ada pedang emas apapun yg bisa menandingi pedang ini, pedang ini tdak ternilai harganya, pemujaan Ajabde selalu menjadi perisaiku sekarang” ujar Pangeran Pratap kemudian mengambilnya dari tangan Raja Mamrak ji., Ratu Bhatyani diam seibu bahasa, dirinya kesal & marah karena rencananya gagal kembali, bahkan Raja Uday Singh juga menganggap kalau pedang itu sangat berharga hingga tdak mampu berkata kata karena moment ini sangat suci “Aku tdak bisa memberikan pilihan yg lebih baik daripada pilihan Rawat ji, anak yg lebih baik daripada Pangeran Pratap & teman yg lebih baik daripada Raja Mamrak ji, aku baru saja tahu betapa beruntungnya aku” tepat pada saat itu Chakrapani datang & menyela pembicaraan mereka sambil memanggil Pangeran Pratap “Pangeran Pratap! Seluruh rakyat Chittor telah berkumpul di luar utk memberikan hadiah utkmu!” semua orang yg hadir disana merasa senang & bangga, kemudian Pangeran Pratap pergi bersama Chakrapani 

Di halaman istana Chittor, semua rakyat Chittor telah berkumpul & ingin bertemu dgn Pangeran Pratap sambil memberikan hadiah mereka utk pangeran kesayangannya ini, Pangeran Pratap melipatkan tangannya di depan rakyatnya, Pangeran Pratap berterima kasih pada semua rakyatnya, saat itu Changezi juga ada di sana, Pangeran Pratap menyapa semua orang & mereka mulai memberikan hadiah utk Pangeran Pratap satu per satu, Changezi juga bergerak maju mendekat kearah Pangeran Pratap sambil memegang pisau khusus di dalam sebuah kotak, Changezi maju ke arah Pangeran Pratap dgn hati-hati, tiba-tiba Pangeran Pratap jatuh ketika Changezi menyentuhnya, di lain sisi, aalta yg dibawa Phool tumpah di lantai karena tersenggol Ajabde, mereka berdua terkejut, Phool sangat tahu dgn baik kalau Ajabde pasti akan menganggap hal itu sebagai pertanda buruk, lama mereka terdiam namun kemudian Ajabde menyangkal “Aku pikir kalau kamu tdak tahu bagaimana utk menempatkannya dgn benar” ujar Ajabde sambil tersenyum, Phool merasa lega, kemudian Ajabde mencoba menggoda Phool, mereka berdua berlari larian saling kejar mengejar hingga akhirnya tertawa & bersenang senang bersama. 

Di halaman istana Chittor, Chakrapani bergegas membantu Pangeran Pratap utk bangun & bertanya “Pangeran, apakah kamu baik-baik saja?” semua orang juga merasa khawatir, Pangeran Pratap memperhatikan satu per satu dgn tajam, tiba-tiba Pangeran Pratap merasakan bau yg sama & mulai merasa kesal kembali, Pangeran Pratap melihat kesekeliling & melihat sorban Changezi, kemudian menyuruh orang orang utk menepi namun tepat pada saat itu Raja Uday Singh & Rawat ji datang ke sana “Pangeran Pratap, ada apa ini? Apakah kamu baik baik saja?” semua orang yg ada di halaman memberitahu mereka bahwa ada seseorang yg mendorong Pangeran Pratap “ Kami adalah saksinya, kami melihat Pangeran Pratap jatuh ke lantai tapi kami tdak melihat penyerangnya” Pangeran Pratap mencoba menghentikan ucapan rakyatnya yg silih berganti “Tenang, tenang, mungkin aku kehilangan keseimbangan & jatuh, tdak apa apa, tdak ada yg terjadi” namun Raja Uday Singh merasa ada sesuatu yg tdak beres “Kamu tdak bisa menipu ayahmu ini, Pangeran Pratap! Apakah kamu meragukan salah satu dari mereka?”, “Iya, ayah!” ujar Pangeran Pratap “Rawat ji interogasi semua orang yg hadir di sini!” namun Pangeran Pratap tdak menginginkannya, Pangeran Pratap malah meminta maaf & menyuruh mereka semua utk pulang, Raja Uday Singh & Rawat ji jadi semakin tdak mengerti & bingung

Pasukan Mughal benar-benar lelah setelah berjalan sekian lama, sementara Jalal & Nasir mengendarai kuda mereka masing masing, kemudian mereka berhenti utk minum air namun Jalal mendekatinya & membuangnya “Nasir, ambil semua air dari mereka! mereka akan minum dari sungai yg di dekat perbatasan Rajputana!” ujar Jalal lantang, Nasir prihatin melihat pasukannya, mereka benar benar membutuhkan air, Jalal tahu hal itu dgn baik “Aku memang telah merebutnya dari mereka sehingga mereka akan bergerak ke arah sungai dgn kecepatan dua kali lipat utk mendapatkan air!” semua prajurit Jalal mengangguk, mematuhi perintah Jalal, Jalal menyuruh mereka utk bergerak maju karena tdak ada yg bisa menghentikan mereka sekarang

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top