Sinopsis Mahaputra Episode 283

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 283, Dalam perjalanannya pulang ke kerajaan Marwar, Phool sangat sedih karena teringat akan kenangan indahnya bersama Ajabde, apalagi ketika acara viddayi (pelepasan pengantin perempuan), Phool terus menangis di dalam tandunya, tiba tiba rombongan tandunya berhenti, Phool segera menyibakkan tirai di dalam tandunya ketika salah satu prajurit memberikan kabar padanya “Tuan putri, di depan jalannnya sangat terjal & berbatu, akan sangat berbahaya kalau kita melanjutkan perjalanan dgn mengangkut tandu” Phool langsung setuju utk berjalan kaki “Baiklah, aku akan berjalan kaki sampai jalanannya rata kembali” di lain sisi saat itu Ajabde sedang melakukan ritual memasuki rumah suaminya atau yg disebut dgn Grehpravesh dgn disambut oleh ketiga ibu Pangeran Pratap, Ratu Jaiwanta, Ratu Bhatyani & Ratu Veer Bai, sementara Phool sedang berjalan di atas batu batu yg terjal, pada saat yg bersamaan ketika Ajabde selesai menendang wadah beras, kemudian kaki Ajabde berdiri diatas nampan yg berisi cairan merah, sementara Phool berdiri diatas genangan air yg harus dilaluinya 
Sinopsis Mahaputra Episode 283

Ketika Ajabde memasuki ke dalam istana Chittor, Ajabde memuji dekorasi yg dibuat oleh Ratu Jaiwanta “Rani Ma, aku tdak tahu kalau ternyata kamu juga mempunyai selera yg bagus dalam menghias ruangan ini” Pangeran Pratap menyetujuinya pujian Ajabde “Rani Ma memang mempunyai selera yg cukup bagus tapi aku rasa semua dekorasi ini dibuat oleh Choti Ma” Ratu Bhatyani langsung mengangguk mengiyakan ucapan Pangeran Pratap “Lihat kan Ajabde, bagaimana suamimu ini sangat mengenali bagaimana Choti Ma-nya” Ratu Bhatyani merasa bangga “Aku mengira dari pemilihan warnanya, Choti Ma, warna warna ini adalah warna kesukaanmu bukan, warna ini adalah pilihanmu, tapi seharusnya kamu tdak perlu melakukan hal ini semua, Choti Ma, Rani Ma, kenapa kamu tdak mencegah Choti Ma melakukan ini semua?” Ratu Bhatyani langsung menyela ucapan Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, tdak apa apa, aku melakukan ini semua sebagai permintaan maafku pada Ajabde” Pangeran Pratap berusaha utk melupakannya tapi Ratu Bhatyani terus melanjutkan ucapannya

“Aku juga minta maaf atas nama Maharani Uma Devi, aku begitu saja menuruti kata katanya, itulah mengapa aku merasa kalau Phool itu lebih baik dari pada kamu dalam setiap sisinya” semua orang yg hadir disana terdiam mendengarkan ucapan Ratu Bhatyani “Aku hanya ingin agar kamu melupakan semua peristiwa masa lalu & menerima aku sebagai Choti Ma-mu” Pangeran Pratap langsung membisiki Ajabde utk menganggap Ratu Bhatyani sebagai Choti Ma-nya “Hormati & sayangi dia, buatlah dia merasa kalau kamu juga menyayanginya, tdak ada yg lain” Ajabde kemudian maju kedepan kearah Ratu Bhatyani & memeluk Ratu Bhatyani erat “Terima kasih atas semua yg telah kamu lakukan utk kami & kamu tetap akan selalu menjadi Choti Ma-ku, meskipun kamu tdak melakukannya” Ratu Bhatyani sangat senang mendengarnya ketika Ajabde telah memaafkannya 

“Aku tahu kamu pasti akan memaafkan aku tapi aku tdak menyangka akan mendapatkannya secepat ini, aku tdak tahu apakah kamu bisa memahaminya tapi yg paling penting utkku adalah menyayangi Pangeran Pratap & istrinya itu haruslah sama” semua orang tersenyum mendengarnya “Choti Ma, tdak usah mengkhawatirkan hal hal yg kecil” ujar Pangeran Pratap namun Ratu Bhatyani tdak ingin Ajabde salah paham & tdak merasa kehilangan kasih sayang Ratu Bhatyani, tiba tiba Ratu Jaiwanta menyela pembicaraan mereka “Tinggalkan sesuatu hanya utk masa depan saja & biarkan dia tinggal bersama kamu utk beberapa hari maka dia akan mengerti tentang kamu, Rani Bhatyani, maka semua kesalahpahaman yg terjadi akan hilang dgn berlalunya waktu” Ajabde menyetujui ucapan Ratu Jaiwanta, kemudian Ratu Bhatyani menyebut Ajabde sebagai anaknya “Aku akan sangat mencintainya sehingga dia akan melupakan semua kejadian di masa lampau” Pangeran Pratap merasa beruntung mempunyai dua orang ibu yg sangat menyayangi dirinya & istrinya, Ratu Jaiwanta juga setuju dgn hal tersebut, kemudian Raja Udai Singh yg sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan mereka, meminta semua orang utk melakukan Vinayak Puja. 

Ratu Veer Bai sedang mengatur nampan utk pemujaan, pendeta memberikan pujian pada Ratu Veer Bai kali ini karena telah banyak belajar begitu cepat tentang ritual yg ada di istana Chittor, Ratu Veer Bai & Ratu Jaiwanta tersenyum satu sama lain, Ratu Bhatyani kemudian meminta pada Raja Udai Singh & Ratu Veer Bai utk melakukan puja, Ratu Jaiwanta kaget & berkata “Saat ini kita harus fokus pada kedua pasangan pengantin ini, biarakan mereka berdua yg melakukan pemujaan terlebih dahulu” sementara Raja Udai Singh ingin mengetahui tentang Vinayak puja ini kalau dinalar secara logika, Ratu Jaiwanta setuju utk mengatakannya pada suaminya nanti, hingga akhirnya pemujaan pun selesai dilakukan “Kita harus membawa pasangan pengantin ini ke ruangan para leluhur kita, agar mereka mendapat restu dari mereka semua, kemudian seluruh anggota keluarga kerajaan memasuki ruangan tersebut & mulai berdoa pada Dewa Wishnu, saat itu Pangeran Pratap & Ajabde berada di depan patung Dewa Wisnu, ditemani oleh Ratu Bhatyani & Ratu Veer Bai, sedangkan Raja Udai Singh & Ratu Jaiwanta berada agak dibelakang, Raja Udai Singh kemudian berbisik ke arah Ratu Jaiwanta, Raja Udai Singh merasa penasaran dgn vinayak puja yg harus dilakukannya dgn Ratu Veer Bai seperti yg dikatakan oleh Ratu Bahtyani, saat itu Ratu Jaiwanta teringat pada kata katanya sendiri yg ingin menyatukan Raja Udai Singh dgn Ratu Veer Bai dimana Ratu Veer Bai akan mendapatkan haknya sebagai istri sama seperti istri yg lain yaitu mendapatkan kebutuhan bathiniah layaknya sepasang suami istri “Rana Ji, nanti kamu bisa menanyakan pada Rani Bhatyani tentang hal itu”, “Tapi aku hanya ingin mendengarnya dari kamu, Maharani Jaiwanta” ujar Raja Udai Singh penasaran, 

Tiba tiba Pangeran Pratap menyela pembicaraan mereka “Rani Ma, bisakah ibu mengenalkan siapa saja leluhur kita pada Ajabde?” namun Ratu Bhatyani segera menyerobot ucapan Pangeran Pratap & menawarkan diri utk mengenalkan para leluhur tersebut pada Ajabde, secara halus Ajabde mencoba menghina latar belakang Ajabde & kemudian mulai mengenalkan para leluhur kakek buyut Pangeran Pratap pada Ajabde namun ternyata Ajabde sudah mengetahui semuanya, malah secara rinci sambil memperhatikan gambar para leluhur itu satu persatu Ajabde bisa menceritakan secara detail & rinci para leluhur tersebut, semua orang merasa senang & bangga pada Ajabde kecuali Ratu Bhatyani tentu saja dgn berkata “Rupanya cerita sejarah tentang keberanian para leluhur Mewar diceritakan di rumah seorang Samant juga” ejek Ratu Bhatyani sinis, namun semua orang tdak menghiraukan ucapan Ratu Bhatyani, kemudian Ratu Bhatyani membicarakan soal ritual. Sinopsis Mahaputra Episode 283

“Itu adalah sesuatu yg tdak hanya utk dibicarakan tapi sesuatu yg harus dihargai & dijaga selamanya” Ajabde bersumpah utk mempelajarinya karena Ajabde sudah merasa terlibat dalam keluarga Pangeran Pratap sekarang, Ratu Jaiwanta juga meyakinkan itu “Sekarang kamu juga harus mengurusi dia suamimu, Ajabde” Pangeran Pratap langsung menatap ke arah ibu kandungnya yg berbicara tentang bagaimana caranya membuat Ajabde bosan ketika Pangeran Pratap harus pergi berperang & segalanya, namun Ajabde meyakinkan ibu mertuanya kalau dirinya akan mengurusi Pangeran Pratap kali ini “Aku ini bukan seperti kuda liar yg harus dijinakkan” Ajabde menyarankan Ratu Jaiwanta utk pergi & beristirahat saja “Aku akan mengurusi Pangeran Pratap, Rani Ma” 

Ratu Jaiwanta merasa senang karena telah melepas tanggungjawabnya mengurusi Pangeran Pratap, saat ini Pangeran Pratap akan diurusi oleh istrinya sendiri yaitu Ajabde “Lebih baik kamu mengambil beberapa tanggung jawab, Ajabde, karena kamu bisa mengurusi semuanya, apalagi kamu juga baru sampai disini” Pangeran Pratap merasa senang karena Choti Ma-nya membalas ucapan Ajabde tapi Ajabde tdak menggubrisnya, semua orang yg hadir disana tertawa geli melihat tingkah mereka berdua, tak lama kemudian mereka menuju ketempat mereka masing masing, Ratu Jaiwanta hendak mengecek kamar Ajabde terlebih dahulu sedangkan Pangeran Pratap ingin menunjukkan pada Ajabde sebuah pedang leluhurnya yg sangat sakral 

Begitu sampai diluar, Raja Udai Singh segera menghentikan Ratu Jaiwanta “Maharani Jaiwanta, kenapa kamu terburu buru?” Ratu Jaiwanta berbohong pada suaminya dgn mengatakan kalau dirinya akan mengecek kamar Ajabde, namun Raja Udai Singh sangat tahu dgn baik bagaimana istri pertamanya ini “Kamu harus siap siap sekarang, kamu tdak membiarkan apapun bahkan pada saat saat terakhir, tapi aku tdak mengerti satu hal, kenapa kamu ingin agar aku & Rani Veer Bai melakukan Vinayak puja? Hal itu sangat pribadi sekali” Ratu Jaiwanta hanya bisa memaafkan dirinya sendiri bahkan tanpa menjawab pertanyaan suaminya, kemudian Ratu Jaiwanta memberikan beberapa instruksi pada para pelayannya, Raja Udai Singh memperhatikannya dari jauh sambil berfikir kalau dirinya akan mencari kebenaran yg ada, Ratu Jaiwanta kembali memberikan instruksi pada para pelayannya dgn suara yg cukup keras sehingga Raja Udai Singh bisa mendengarnya juga, Raja Udai Singh sejenak terkejut & tdak mengerti apa yg akan Ratu Jaiwanta lakukan tapi kemudian Raja Udai Singh kembali melanjutkan langkahnya & meninggalkan tempat itu 

Sementara itu Ajabde & Pangeran Pratap juga sedang berjalan di sepanjang koridor, sementara Saubhagyawati berjalan dibelakang mereka berdua, Pangeran Pratap ingin menunjukkan pedangnya pada Ajabde yg di hadiahkan oleh ayah Ajabde utknya, Ajabde sangat antusias sekali, ketika mereka sedang berjalan tiba tiba Ratu Veer Bai menghentikan langkah mereka “Ajabde, aku yakin, kamu pasti sangat lelah, bagaimana kalau kamu beristirahat terlebih dahulu dikamarmu sementara waktu? Kamu juga, Pangeran Pratap, kamu juga seharusnya beristirahat, tdakkah kamu ingin melihat kamar Ajabde yg telah di dekorasi dgn begitu indahnya oleh Maharani Jaiwanta?” Ajabde sangat antusias sekali ingin melihatnya, tepat pada saat itu salah satu pelayan mereka menghampiri mereka & memberikan informasi pada Ratu Veer Bai 

“Rani Veer Bai, anda dipanggil oleh Maharani Jaiwanta” Ratu Veer Bai segera teringat pada rencana Ratu Jaiwanta yg telah disiapkan utknya pada hari ini “Katakan pada kak Jaiwanta kalau aku akan membawa Ajabde ke kamarnya terlebih dulu” tiba tiba Ratu Bhatyani menyela pembicaraan mereka “Kamu pergilah, pergi saja, Rani Veer Bai, Saubhagyawati bisa mengantar Ajabde ke kamarnya” ujar Ratu Bhatyani, Ajabde kemudian pergi meninggalkan mereka bersama Saubhagyawati, sementara Ratu Veer Bai pergi menemui Ratu Jaiwanta, Pangeran Pratap juga meninggalkan tempat itu menuju ke kamarnya, begitu semuanya pergi, Ratu Bhatyani tersenyum sinis, Ratu Bhatyani ingin memisahkan semua orang dari satu dgn lainnya secara perlahan lahan “Semuanya akan segera berubah tdak lama lagi” bathin Ratu Bhatyani sambil tersenyum sinis 

Sementara itu, Jalal sedang melihat perbatasan Bijolia dari atas bukit, Jalal sangat menyukainya & Jalal tahu kalau mertua Pangeran Pratap tinggal disana, Mahmood Shah sangat terkesan dgn penemuan Jalal, sedangkan Jalal tdak begitu tertarik mendengar pujiannya & berkata “Lakukan apa yg telah aku katakan padamu! Pada saat matahari terbenam nanti, kamu seharusnya membawa pasukanmu berada di perbatasan Bijolia dgn sebatang obor di tangan mereka masing masing! Aku juga akan menyuruh beberapa pasukanku agar bergabung dgn kamu! Biarkan Bijolia berfikir kalau kita telah menyerang Bijolia dari segala penjuru & ketika mereka telah menyuruh seluruh pasukannya utk menyelamatkan mereka maka aku akan menyerang istana Chittor dgn pasukanku yg tersisa!” ujar Jalal lantang dgn senyumnya yg mengembang

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top