Sinopsis Mahaputra Episode 284

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 284, Di kerajaan Mewar, Ratu Veeba (istri muda Raja Udai Singh) merasa khawatir, saat itu Ratu Jaiwanta menemuinya dikamarnya, Ratu Veeba mengungkapkan semua perasaannya pada Ratu Jaiwanta “Kamu bisa merencanakan apapun yg kamu inginkan tentang aku & Raja Udai Singh tapi aku tdak akan bisa melihatnya dgn mata kepalaku sendiri, bagaimana aku akan menghabiskan sepanjang malam bersama dirinya? Biarkan aku berada pada keadaan seperti ini, kak” ujar Ratu Veeba sedih, Ratu Jaiwanta kemudian menyakinkan dirinya kalau dia akan mengurus Raja Udai Singh “Kamu seharusnya berfikir tentang malam itu, karena itu adalah malammu & aku telah mengatur semuanya hanya utk kamu saja” ujar Ratu Jaiwanta kemudian berlalu dari kamar Ratu Veeba, Ratu Veeba sangat malu akan semua ini, Ratu Veeba langsung menunduk & menyentuh lantai dimana tadi bekas Ratu Jaiwanta berdiri sebagai permohonan restu pada Ratu Jaiwanta, Ratu Veeba merasa sangat terberkati memiliki kakak seperti Ratu Jaiwanta yg mendukungnya “Kamu telah melakukan banyak hal agar aku bisa mendapatkan hakku” ujar Ratu Veeba sambil tersenyum senang 
Sinopsis Mahaputra Episode 284

Pangeran Pratap sedang berada dikamarnya, Pangeran Pratap nampak marah sambil membawa pedang & perisai, tepat pada saat itu Chakrapani menghampirinya & memuji pedang & perisai baru yg dimiliki Pangeran Pratap, tiba tiba Pangeran Pratap meletakkan pedangnya di leher Chakrapani “Ini benar benar suatu kekerasan, apakah hanya mempermainkan aku saja? Choti Ma (Ratu Bhatyani) menyuruhnya utk pergi ke kamarnya & beristirahat tapi dia malah pergi! Apakah aku ini nggak ada apa apanya buat dia? Aku ini kan teman pertamanya, benar begitu bukan?” Chakrapani tdak menyahut apa apa, dia hanya ketakutan dgn pedang Pangeran Pratap yg berada di lehernya, Pangeran Pratap kemudian mengingat ingat masa lalunya bersama Ajabde “Sekarang kamu adalah suaminya” ujar Chakrapani ketakutan, namun Pangeran Pratap tdak bisa memahami logika yg ada “Apakah aku tdak bisa menunjukkan padanya sesuatu yg sesuai dgn keinginanku? Dia itu nggak seperti ini sebelumnya, dia selalu memperlakukan aku dgn perhatiannya yg berlebihan dulu, apakah dia merasa lelah makanya dia ingin beristirahat? Dia kan tdak harus menaiki gunung apapun utk mencapai tempat ini’ ujar Pangeran Pratap heran, Chakrapani memberikan contoh pada Pangeran Pratap “Saubhayawati tdak akan membiarkan kamu bertemu dgn putri Ajabde saat ini, pangeran, aku tahu bagaimana istriku itu” ujar Chakrapani “Kalau begitu lakukan sesuatu utkku, aku ingin bertemu dgn Ajabde & mengatakan padanya kalau aku ini akan menjadi Pangeran Pratap yg sama setelah menikah, cepat atur itu semua! Aku akan menerangkan semua itu dgn ucapan yg sangat lembut padanya” Chakrapani menyetujuinya kemudian Chakrapani meminta Pangeran Pratap utk menyingkirkan pedangnya hari lehernya, Pangeran Pratap segera menurunkannya & Chakrapani segera pergi dari kamar Pangeran Pratap secepat mungkin. 

Sementara itu Ajabde sangat menyukai kamar barunya, Ajabde memuji dekorasi kamarnya & bisa merasakan kasih sayang ibu mertuanya yg ditujukkan utknya melalui dekorasi kamar tersebut “Ibu memang selalu memperhatikan semua hal hal sekecil mungkin, kemudian Saubhagyawati (pelayan Ajabde yg juga istri Chakrapani) berbicara tentang karma “Kamu telah melakukan hal hal yg baik makanya kamu mendapatkan imbalan yg setimpal” ujar Saubhagyawati, tiba tiba mereka mendengar sebuah suara semacam sinyal & merasa heran dgn suara itu, Saubhagyawati mencoba utk mengabaikannya tapi Ajabde bisa mengerti kalau itu adalah Chakrapani ynag mencoba memberikan sinyal utk Saubhagyawati “Kamu benar benar sangat beruntung mempunyai seorang suami seperti dia, tdak seperti Pangeran Pratap, tadi Pangeran Pratap mengatakan kalau dia mau ke kamarnya karena disuruh oleh Choti Ma (Ratu Bhatyani), Ajabde kemudian teringat ketika Ratu Jaiwanta menceritakan tentang Pangeran Pratap, tdak ada seorangpun yg bisa mengontrol Pangeran Pratap maka ketika Pangeran Pratap bertemu dgn Ajabde, Pangeran Pratap menjadi tdak disiplin “Tdak masalah, Saubhagyawati, pergilah & temui suamimu” ujar Ajabde, akhirnya Saubhagyawati pun pergi meninggalkan Ajabde seorang diri & tak lama kemudian Pangeran Pratap menemui Ajabde melalui jendela kamar yg menghubungkan kamarnya dgn kamar Ajabde

Sementara itu diluar Chakrapani masih memberikan sinyal sinyal suara mirip burung ke arah kamar Ajabde, namun tanpa Chakrapani sadari ternyata Saubhagyawati sudah ada dibelakangnya, Saubhagyawati meminta Chakrapani utk bicara cepat tapi Chakrapani malah hanya diam saja tdak berkata apa apa pada istrinya ini, Saubhagyawati segera berbalik hendak pergi tapi kemudian akhirnya setuju menemani Chakrapani beberapa saat. 

Di kamar Ajabde, Ajabde tdak suka melihat Pangeran Pratap memasuki kamarnya dgn cara seperti itu, namun Pangeran Pratap mengingatkannya kalau dirinya adalah Pangeran Pratap “Aku adalah Pangeran Pratap, ini adalah istanaku, tdak ada seorangpun yg bisa menghentikan aku utk pergi kemana saja di istanaku ini & lagi kamu ini adalah temanku” Ajabde langsung mengkoreksi ucapan Pangeran Pratap “Aku sekarang bukan hanya temanmu saja tapi juga istrimu!” Pangeran Pratap mengangguk “Banyak orang yg telah melakukan usaha mereka utk menyatukan kita & kamu masih memanggilku dgn sebutan teman?” mereka berdua bertengkar dgn sangat lucu seperti yg biasanya mereka lakukan selama ini, Ajabade berusaha menjadi orang yg gampang dgn mengikuti semua perintah ibu mertuanya “Aku tdak mungkin mengatakan tdak pada ibu” Ajabde kemudian mengulangi apa yg dikatakannya tadi pada Saubhagyawati kalau dia benar benar marah sama Pangeran Pratap, Pangeran Pratap menanyakan padanya pertanyaan yg sama “Kamu ini telah berakting dgn baik sebelumnya, aku telah datang kesini utk bertemu dgn kamu, katakan padaku kenapa aku datang kesini? Aku tahu kamu pasti tdak punya jawaban kan? Kamu ingin aku bertemu dgnmu kan dgn mengabaikan apa yg telah aku katakan utk kamu lakukan, benar bukan?” Ajabde mencoba memikirkan jawabnnya tapi kemudian menolaknya “Kamu tdak bisa berbohong dgnku, Ajabde!” ujar Pangeran Pratap kesal, namun akhirnya Pangeran Pratap menyerah, Ajabde akhirnya juga menyetujuinya tapi Pangeran Pratap meminta Ajabde utk mengatakannya sambil tersenyum, Ajabde menolaknya, Pangeran Pratap ingin menunjukkan pedang & perisai barunya pada Ajabde “Ayoo, temanku ikutlah dgnku!” Ajabde kembali mengoreksi ucapan Pangeran Pratap kalau dia bukan temannya lagi tapi istrinya, tak lama kemudian Ajabde & Pangeran Pratap memasuki kamar Pangeran Pratap melalui jendela yg dilewati oleh Pangeran Pratap tadi. Sinopsis Mahaputra Episode 284

Ratu Jaiwanta sedang mencari cari gelangnya di kamar pribadinya, para pelayannya juga ikut sibuk mencari “Aku sedang mencari sebuah gelang, aku ingin Veeba mengenakannya sebelum dia pergi ke kamar Raja Udai Singh” ujar Ratu Jaiwanta sambil terus mencari cari gelangnya yg hilang “Pelayan, coba cari di sebelah sana!” perintah Ratu Jaiwanta, tak lama kemudian akhirnya Ratu Jaiwanta menemukan gelang itu “Ini adalah gelang keberuntungan, gelang ini harus dipakai oleh Veeba ketika dia akan menemui Raja Udai Singh di kamarnya” ujar Ratu Jaiwanta, tepat pada saat itu Raja Udai Singh memasuki kamar Ratu Jaiwanta & tanpa diperintah para pelayan segera meninggalkan mereka berdua, Ratu Jaiwanta sangat terkejut bertemu dgn Raja Udai Singh tanpa pemberitahuan terlebih dahulu seperti biasanya, Raja Udai Singh rupanya memang sengaja melakukannya dgn sengaja karena bisa saja Ratu Jaiwanta akan meminta maaf & pergi dari ruangan itu “Aku ingin tahu apa yg terjadi di istana ini?” ujar Raja Udai Singh sambil mendekat kearah Ratu Jaiwanta, akhirnya Ratu Jaiwanta menceritakan semuanya ke suaminya itu, Ratu Jaiwanta ingin agar Raja Udai Singh memberikan hak seorang istri pada Veeba, istri mudanya. 

Sementara itu di lain sisi Ratu Veeba sedang mencari cari Ratu Jaiwanta, sedangkan Raja Udai Singh terus menerus mendekati Ratu Jaiwanta & mencoba mengajak Ratu Jaiwanta bermesraan tapi sementara itu Ratu Jaiwanta malah kelihatan cemas, menarik diri & terkesan malu malu. Tak lama kemudian Ratu Bhatyani menemui Ratu Veeba dikamarnya “Veeba, apakah kamu menunggu seseorang?” Ratu Veeba nampak malu malu “Aku sedang menunggu kak Jaiwanta” ujar Ratu Veeba, dalam hati Ratu Bhatyani tahu kalau sebenarnya Ratu Veeba sedang menunggu Raja Udai Singh “Aku bisa mengerti itu, ini adalah persoalanmu pribadi, kak Jaiwanta saat ini sedang berada dikamarnya pasti” ujar Ratu Bhatyani “Terima kasih utk infonya, kak Bhatyani” ujar Ratu Veeba kemudian segera berlalu menuju ke kamar Ratu Jaiwanta, sepeninggal Ratu Veeba, Ratu Bhatyani mengambil segenggam bunga yg bertaburan di ranjang Ratu Veeba & memperhatikan ke sekeliling kamar yg dihiasi seperti kamar pengantin. 

Di kamar Ratu Jaiwanta, Raja Udai Singh terus menerus berusaha mendekati Ratu Jaiwanta “Apakah kamu berfikir kalau aku akan emosi karena kamu memutuskan semuanya utk malam malamku?” ujar Raja Udai Singh sambil terus mendekat kearah Ratu Jaiwanta yg saat itu sudah terduduk di kursi panjang & berusaha mundur menghindari Raja Udai Singh, hingga akhirnya tubuh Ratu Jaiwanta sampai diujung kursi panjang itu, Ratu Jaiwanta benar benar tdak bisa berkata apa apa “Aku telah setuju utk menikah berulang kali karena aku telah berhutang pada situasi ini tapi apakah kamu pernah berusaha utk mengetahui apa yg aku inginkan?” ujar Raja Udai Singh sambil mendekatkan wajahnya semakin dekat ke wajah Ratu Jaiwanta “Kamu selalu saja mengkhawatirkan hak hak istri istriku yg lain tapi bagaimana dgn kamu sendiri? Ini mengisyaratkan kalau kamu seharusnya membuat aku bahagia” Ratu Jaiwanta semakin gelisah & berpura pura tdak mengerti apa apa 

“Aku tahu kalau kamu sebenarnya ingin mendengarnya langsung dari mulutku, aku memang telah menikah berulang kali tapi kamulah yg masih menguasai hatiku, Dewa telah membuat kita saling memiliki satu sama lain lalu mengapa kamu ingin melarikan dari kenyataan ini? & selalu memikirkan tentang tugas tugasmu” Ratu Jaiwanta berusaha mengucapkan sesuatu tapi Raja Udai Singh segera menghentikannya dgn menaruh jari telunjuknya di ujung bibir Ratu Jaiwanta “Hari ini hari yg sangat luar biasa utk kehidupan kita, aku tdak bisa membayangkan orang lain yg akan bersama dgnku, hanya kamu & aku saja, jangan paksa aku karena aku tahu kalau kamu juga menginginkan hal ini sebaik mungkin” Ratu Jaiwanta terperangah mendengar ucapan suaminya “Aku mohon, lupakanlah tentang dharmamu utk sementara waktu” Ratu Jaiwanta segera memeluk Raja Udai Singh erat, Raja Udai Singh sangat merindukan moment indah seperti ini bersama istri pertamanya itu “Semua ucapanmu memang benar, suamiku, tapi sebagai Maharani Mewar, aku tdak bisa berbuat tdak adil dgn istri istrimu yg lain” ucapan Ratu Jaiwanta langsung membuat Raja Udai Singh kaget & marah, sementara Ratu Jaiwanta segera meninggalkan Raja Udai Singh seorang diri di kamar itu. 

Raja Udai Singh sangat marah, dirinya tdak terima mendapat penolakan seperti itu dari istri pertamanya itu, tepat pada saat itu Ratu Veeba memasuki kamar Ratu Jaiwanta & merasa terkejut ketika melihat Raja Udai Singh ada disana “Maafkan aku Raja Udai Singh, karena aku menemuimu dgn keadaan seperti ini, apakah kamu tahu dimana kak Jaiwanta?” tanya Ratu Veeba polos, dgn marah Raja Udai Singh segera menjawab “Hanya pelayan pelayan & Dewa yg tahu jawaban dimana dia berada di istana ini! Tanyalah pada salah satu diantara mereka!” suara Raja Udai Singh terdengar meninggi & segera keluar dari kamar itu dgn penuh amarah, Ratu Veeba merasa bingung & sedih melihat sikap suaminya yg seperti itu. 

Dikamar Pangeran Pratap, Pangeran Pratap menyarankan pada Ajabde utk memegang pedang & perisainya yg baru, awalnya Ajabde menolaknya, Ajabde merasa takut dgn konsekwensinya dalam kasus ketika Raja Udai Singh melihat dirinya seperti itu “Jika aku melakukan sesuatu yg salah maka aku pasti akan di hukum” ujar Ajabde, namun Pangeran Pratap tetap meminta Ajabde memegang pedang & perisai itu sambil memegang tangan Ajabde, Pangeran Pratap berkata “Banyak orang yg mengatakan padamu tentang latar belakang keluargamu, dimana kamu mungkin merasa ragu ragu, aku ingin menyingkirkan semua itu karena mereka telah membuatmu merasa lemah disini, keluargaku selalu memperlakukan kamu itu sama, tdak cuma sekarang tapi juga sebelum pernikahan kita” Ajabde mendengarkan ucapan Pangeran Pratap “Kamu telah membuktikan dirimu sendiri menjadi seseorang yg pintar setiap waktu, bahkan ibu & ayahku juga mengatakan hal yg sama, kamu tdak usah khawatir tentang apapun khususnya tentang semua hukuman & lain sebagainya, dgn kerendahan hatiku aku meminta padamu utk merasa bebas disini, kamu akan mendapatkan kasih sayang yg jumlahnya sama disini seperti yg biasa kamu dapatkan di Bijolia, jika masih ada perasaan ragu ragu dalam benakmu maka aku akan merasa sangat bersalah” ujar Pangeran Pratap 

Akhirnya Ajabde mengambil pedang & perisai yg diletakkan di meja oleh Pangeran Pratap “Apakah kamu percaya dgnku sekarang? Aku mengerti sekarang apa yg kamu ingin aku lakukan!” ujar Pangeran Pratap senang “Apakah aku harus melakukan sesuatu yg lain utk membuktikannya?” Pangeran Pratap segera menganggukkan kepalanya sambil tersenyum senang namun Ajabde merasa kedua benda itu sangat berat utknya & tangannya mulai bergetar, tiba tiba Ajabde melepaskan pedang & perisai itu hingga terjatuh ke bawah namun Pangeran Pratap segera berlutut & menangkapnya, Ajabde panik & memanggil nama depan Pangeran Pratap saja “Praaaattaaaappp!!!” Pangeran Pratap mendongak menatap kearah Ajabde dgn takjub “Apa yg kamu katakan tadi?” Ajabde langsung merasa ketakutan & segera menjewer kedua telinganya dgn wajahnya yg polos “Aku mengucapkannya dgn sengaja, aku telah berbuat salah” ujar Ajabde sedih 

Di kerajaan Bijolia, Raja Mamrak (ayah kandung Ajabde) merasa bahagia karena pernikahan anak perempuannya telah berlangsung dgn baik “Sekarang kita harus membagikan uang utk orang orang yg sangat memerlukan yg berada di daerah kita” ujar Raja Mamrak namun tak lama kemudian Raja Mamrak mendapat laporan bahwa pasukan Mehmood Shah telah mengepung istananya, Raja Mamrak segera keluar menuju ke balkon & melihat sepasukan tentara dgn jumlah yg banyak telah mencapai perbatasan mereka, Raja Mamrak panik.

Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 285

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top