Sinopsis Mahaputra Episode 289

Mahaputra ANTV - Sinopsis Mahaputra Episode 289, Di kerajaan Mewar, Ajabde saat itu sedang duduk di dalam tandunya ketika Pangeran Pratap memasuki istana Mewar dgn kudanya sambil membawa rangkaian bunga di tangannya, Ajabde melongok kebelakang dari dalam tandunya & melihat istana itu dgn tangisan airmata, Ajabde teringat ketika dirinya baru saja sampai dirumah mertuanya & melakukan ritual Grehpravesh, kemudian beberapa peristiwa yg terjadi selanjutnya, sementara Pangeran Pratap memasuki istana Mewar dari jalan disebelahnya yg terhalang oleh tembok tinggi sehingga Pangeran Pratap tdak bisa melihat Ajabde dgn tandunya 
Sinopsis Mahaputra Episode 289

Dgn perasaan senang, Pangeran Pratap memanggil manggil nama Ajabde “Ajabde! Ajabde! Ajabde!” namun tdak ada balasan apapun, Pangeran Pratap benar benar penasaran dimana Ajabde berada “Adakah orang yg mendengar suaraku?” teriak Pangeran Pratap lantang, Ratu Bhatyani segera menghampiri Pangeran Pratap “Semua orang pasti mendengar suaramu, pangeran, tapi mereka pasti tdak cukup berani utk berhadapan dgnmu, banyak sekali kejadian yg terjadi di istana ini ketika kamu pergi dari istana ini, semua orang khawatir akan reaksi kamu, kami berfikir kalau Ajabde akan membawa kedamaian & kebahagiaan, tdak hanya buat kamu tapi juga utk istana ini, tapi itu semua telah terbalik sekarang” Ratu Bhatyani berusaha meracuni pikiran Pangeran Pratap “Semuanya menjadi hancur secepat mungkin setelah Ajabde memasuki istana kita” 

Pangeran Pratap hendak mengatakan sesuatu namun Ratu Bhatyani tdak memberikan kesempatan padanya “Takdir telah memainkan permainan yg sangat kejam pada kita, pangeran, aku tahu kamu tdak akan bisa mentoleransi hal ini” Ratu Bhatyani kemudian menceritakan semuanya tentang kepergian Ratu Jaiwanta yg meninggalkan mereka juga istana Mewar, Ratu Bhatyani memberikan sebuah cerita palsu pada Pangeran Pratap bagaimana Ajabde setuju utk pergi bersama Rao Mamrak Ji, kemudian Pangeran Pratap ingin berbicara dgn ayahnya tapi Ratu Bhatyani segera mencegahnya “Saat ini hatinya benar benar sedang hancur lebur, seseorang yg biasanya dia percayai tdak ada disini selamanya” Pangeran Pratap merasa sedih & mulai menangis, kemudian Ratu Bhatyani mengajaknya utk mengintip melihat ayahnya melalui lubang jendela, saat itu Raja Uday Singh sedang duduk dikursi sambil minum minuman keras, putus asa & tdak peduli dgn lingkungan sekitarnya, Pangeran Pratap tiba tiba menyadari dimana ibunya berada “Rani Ma, pasti pergi ke Vrindavan!” 

Pangeran Pratap segera berlari keluar dari istananya Pada saat yg bersamaan, Ajabde juga memikirkan hal yg sama, Ajabde segera menghentikan rombongan tandunya, sementara Pangeran Pratap teringat pada ucapan ibunya “Kemanapun bila ibu merasa ingin bebas dari semua kekhawatiran maka ibu akan pergi ke Vindravan” Ratu Bhatyani hendak mencegahnya namun Pangeran Pratap terus berlari & tdak menggubris Ratu Bhatyani, Ajabde meminta pada ayahnya utk mengijinkannya pergi ke Vindravan sekali ini saja “Aku tdak tahu apa yg akan terjadi pada masa depanku nanti tapi aku ingin mendengarnya langsung dari Rani Ma kalau dia pergi dari istana Mewar itu bukan karena aku, itu sangat penting buat aku, ayah” di lain sisi, Ratu Jaiwanta sedang berada di sebuah kuil dgn pakaiannya yg sangat sederhana, Pangeran Pratap berusaha menaiki anak tangga pada kuil yg sama dimana Ratu Jaiwanta berada, dari kejauhan Ratu Jaiwanta merasakan sesuatu & berkata pada pendeta “Pendeta, anakku telah datang, kamu harus menghentikannya!” pendeta itupun menuruti permintaan Ratu Jaiwanta, 

Pendeta segera keluar & menemui Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, saat ini ibumu tdak ingin bertemu dgnmu” Pangeran Pratap tdak setuju dgn ucapan pendeta tersebut “Ini tdak pernah terjadi!” kemudian Pangeran Pratap memohon pada pendeta, akhirnya sang pendeta memberikan satu kesempatan pada Pangeran Pratap utk menemui ibunya, namun Ratu Jaiwanta meminta agar pendeta tegas pada Pangeran Pratap “Jika dia datang kesini tanpa ijin dariku maka aku akan berfikir kalau ini adalah sebuah kejahatan yg sangat besar, aku bukan lagi Rani Ma - nya sekarang ataupun Maharani Mewar, aku hanya seorang pengikut Dewa Khrisna sekarang yg ingin hidup dgn damai disini” pendeta lalu menyarankan pada Ratu Jaiwanta utk menemui Pangeran Pratap sekali saja, namun Ratu Jaiwanta tdak berkenan, Ratu Jaiwanta berupaya mengurangi tugas tugas pendeta di kuil & mengambil tugas tersebut dgn kehendaknya sendiri, Pangeran Pratap merasa terharu begitu melihat Rani Ma - nya ada di tengah pintu, 

Ratu Jaiwanta teringat pada ucapan Ratu Veer Bai yg menyakitkan hatinya, Ratu Jaiwanta segera menutup pintu tepat dihadapan Pangeran Pratap “Rani Ma! Buka pintunya, buka pintunya, Rani Ma! Tdakkah kamu ingin bertemu atau berbicara dgn anakmu sekali saja? Tolong katakan apa salahku, Rani Ma?” Pangeran Pratap berusaha terus menerus memohon pada ibunya tapi akhirnya tetap gagal, sementara di dalam kuil, Ratu Jaiwanta berdoa pada Dewa Khrisna utk memberinya kekuatan “Jika aku bicara dgnnya meskipun hanya sekali maka hal itu akan mengubah keputusanku”, diluar Pangeran Pratap menangis sedih sambil duduk di depan pintu sementara Ratu Jaiwanta terus menerus berdoa pada Dewa Khrisna didalam kuil, tak lama kemudian Pangeran Pratap meninggalkan tempat itu dgn perasaan sedih, sejenak Pangeran Pratap menatap ke belakang kemudian melanjutkan langkahnya dgn perasaan sedih. Sinopsis Mahaputra Episode 289

Tak lama kemudian, Pangeran Pratap melihat Ajabde juga berada di Vindravan, Pangeran Pratap teringat semuanya, sementara Ajabde sangat senang sekali bisa bertemu dgn Pangeran Pratap disana “Kamu pasti telah bertemu dgn Rani Ma, pasti Rani Ma telah mengatakan semuanya padamu, dia pasti telah mengatakan kalau Ajabde tdak bersalah” Pangeran Pratap tertegun & berkata “Rani Ma telah tersingkir jauh oleh cintamu padaku, jika aku tahu tentang hal ini sejak dulu, kalau ternyata cintaku ini menuntut sebuah pengorbanan besar dariku, maka aku tdak akan pernah jatuh cinta!” Ajabde kaget begitu mendengar ucapan Pangeran Pratap “Jadi kamu juga berpikir aku yg salah? Kamu pikir aku telah memaksa Rani Ma utk meninggalkan istana? Ternyata cuma segini kepercayaanmu padaku?” Pangeran Pratap tetap tdak percaya pada Ajabde, Pangeran Pratap tetap merasa kalau Ajabde telah menipunya “Jika kamu menginginkan aku hanya utk kamu sendiri & berfikir kalau Rani Ma adalah penghalang dijalanmu, kenapa kamu bisa sangat egois seperti itu? Apakah kamu ingat tujuh janji suci yg telah kita ucapkan berdua yg telah kita rubah sendiri? Aku telah mengatakan padamu kalau kamu selalu akan berada setelah Rani Ma bagiku!” 

Rao Mamrak Ji yg mendengarkan semua pembicaraan mereka dari kejauhan langsung kaget, Pangeran Pratap tdak percaya kalau Ajabde telah melupakan semua sumpah yg telah mereka ucapkan bersama secepat ini, Ajabde tdak bisa berbuat apa apa lagi sekarang karena Pangeran Pratap bahkan tdak mempercayainya lagi “Apa gunanya membuat orang lain menyadari kalau aku ini sebenarnya tdak bersalah ketika kamu malah menyalahkan aku juga! Tdak ada tujuannya sekarang utk menguji apapun karena tdak ada kepercayaan sama sekali diantara kita!” ujar Ajabde sengit, sementara Pangeran Pratap tetap bersikeras dgn ucapannya & enggan utk mencabut kata katanya lagi 

“Kamu telah merenggut Rani Ma dari aku & kamu juga telah menyakiti perasaan ayahku! Aku tdak akan memaafkan kamu utk hal ini! Tdak akan pernah! Mulai saat ini aku membenci kamu!” Ajabde langsung menghentikan Pangeran Pratap “Kamu bisa saja terus membenci aku tapi aku telah mencintai kamu & aku juga akan tetap mencintai kamu, suatu hari nanti kebencianmu akan berubah menjadi cinta! Ingat satu hal Pangeran Pratap, aku tdak akan menerima cintamu sampai kamu mulai mempercayai aku lagi” ujar Ajabde sedih “Mulai sekarang & selamanya, aku yakin kalau dalam hatiku hanya ada perasaan benci padamu! Cinta kita telah mati!” ujar Pangeran Pratap lantang kemudian berlalu meninggalkan Ajabde begitu saja dgn perasaan kesal & marah, sementara Rao Mamrak Ji langsung terjatuh pingsan begitu mendengar ucapan Pangeran Pratap, Ajabde terkejut melihat ayahnya pingsan, Ajabde berlari kearah ayahnya & berusaha membangunkan ayahnya 

Beberapa hari kemudian ,,,, 

Di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani yg didampingi oleh Ratu Veer Bai memerintahkan para pelayannya utk membersihkan ruangan dimana gambar gambar para leluhur di simpan disana “Aku akan melakukan pemujaan disini setiap hari sama seperti yg dilakukan oleh Maharani Jaiwanta dulu, panggil semua pendeta! & cepatlah pergi ke kamar Pangeran Pratap, katakan padanya kalau Choti Ma - nya ingin beberapa bunga utk pemujaan” ujar Ratu Bhatyani lantang, namun Ratu Bhatyani baru mengetahui kalau Pangeran Pratap tdak pernah keluar dari kamarnya sejak beberapa hari yg lalu, pada saat yg bersamaan saat itu dikamar Pangeran Pratap, Pangeran Pratap sedang termenung sedih sambil memikirkan tentang pernikahannya dgn Ajabde ketika Ratu Bhatyani memasuki kamarnya, Ratu Bhatyani berupaya mengingatkan Pangeran Pratap tentang tugas sehari harinya “Pangeran Pratap, ambil aku beberapa bunga utk melakukan pemujaan” 

Pangeran Pratap langsung meminta maaf pada ibu tirinya itu karena dirinya tdak bisa melakukannya sekarang, tapi Ratu Bhatyani tetap memaksa Pangeran Pratap utk ikut dgnnya “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu” ujar Ratu Bhatyani, saat itu Pangeran Pratap sedang memegang kain atau dupatta yg sering dipakai oleh ibunya dalam genggaman tangannya, Ratu Bhatyani mengajak Pangeran Pratap utk menatap sinar matahari “Pangeran Pratap, menang atau kalah matahari ini selalu bangun & menyinari setiap hari dgn sinarnya yg terang sehingga kita bisa memulai sebuah hari baru setelah melewati setiap malam, aku ingin kamu melupakan masa lalumu, ayooo keluar dari kamarmu, kerjakan tugasmu & ambilkan beberapa bunga utk aku sama seperti yg biasanya kamu lakukan utk Rani Ma - mu itu” ujar Ratu Bhatyani 

Pangeran Pratap akhirnya keluar dari istana sementara kata kata Ratu Bhatyani terus terngiang ngiang di benaknya tentang bagaimana dia seharusnya bangkit dari keterpurukannya dalam hidup “Kamu adalah seorang Rajput!” Pangeran Pratap segera berlari menuju ke atas bukit dgn cepat “Kamu telah diciptakan utk mengatasi semua penderitaanmu & masalahmu! Kamu harus bisa mengatasi itu semua! Berhentilah berfikir utk dirimu sendiri! Berfikirlah utk tanah airmu! Mungkin Dewa sedang menguji kamu saat ini, kamu harus melaluinya dgn terbang mewarnai langit sehingga semua orang di masa mendatang nanti akan mengingat kamu utk hal yg sama! Dharti ka Veer Putra, Maharana Pangeran Pratap!” saat itu Pangeran Pratap melompat dari tebing yg sangat tinggi & mendarat di tanah yg landai dgn bunga teratai di tangannya, Pangeran Pratap telah tumbuh dewasa sekarang

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top